MUI Sumbar: Waspadai Bantuan Dari Israel

MUI Sumatera Barat meminta masyarakat waspada datangnya bantuan dari israel.

PADANG - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat menyayangkan masuknya bantuan korban gempa dari Israel. MUI khawatir bantuan ini akan mempengaruhi aqidah masyarakat.

"Kita tahu prinsip Yahudi, tidak ada yang gratis dari mereka," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat Gusrizal Gazahar, Senin 26 Oktober 2009.

Ia mengimbau, agar masyarakat korban bencana tidak tergantung pada materi semata. Kekhawatiran Ketua MUI Sumbar ini muncul karena bantuan ini bisa mempengaruhi keimanan masyarakat.

Seperti diketahui, masyarakat Israel mengirimkan bantuan kemanusiaan senilai US$ 500 ribu bagi korban gempa Sumatera Barat. Bantuan dari masyarakat Israel ini disalurkan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ke sejumlah lokasi terparah akibat gempa.

Bantuan dari Israel yang disalurkan HMI berupa obat-obatan bagi sejumlah rumah sakit di Kabuapten Padang Pariaman serta Kabupaten Agam. Menurut Ketua PB HMI Pusat, Arif Musthofa, bantuan ini murni sebagai bentuk aksi kemanusiaan.

"Karena ini murni sebagai bentuk aksi kemanusiaan tanpa embel-embel lain, kita terima dan didistribusikan," kata Arif Mustofa.

Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat meminta warga Padang, mewaspadai masuknya bantuan kemanusiaan dari Israel. Masyarakat, sebagai korban gempa justru menilai sebaliknya.

Hal berbeda dialami saat berkunjung ke lokasi warga yang terkena bencana. Kondisi darurat yang membuat mereka hidup seadanya membuat mereka membutuhkan bantuan dari siapapun.

"Kami tidak perduli bantuan yang diberikan itu berasal dari orang berbeda agama. Jika niatnya kemanusian kami bisa terima," kata Ali Imran (55), warga RT 1 RW 1, Kuaro Pagang.

Gempa 7,9 pada skala richter (SR) tiga pekan silam menghancurkan kediaman miliknya. Sejumlah peralatan rumah tangga yang dimilikinya kini hancur berantakan.

Ali Imran beserta istri dan tiga anaknya terpaksa tidur di rumah sementara berukuran 2 X 2 meter. Terkait bantuan dari masyarakat Israel yang diserahkan pada korbanbencana di Sumatera Barat, Ali menilai itu tidak menjadi persoalan.

"Memang, seluruh masyarakat Minang itu beragama Islam. Dalam kondisi seperti ini, atas nama kemanusiaan tidak ada masalah kita terima bantuan mereka (Israel)," kata Ali.

Hal serupa juga diungkapkan isterinya, Asni (47). Menurut dia, selagi ada label halalnya, dirinya tidak mempersoalkan perihal bantuan yang diberikan masyarakat Israel. "Kami berharap, kalau memang ada, pembagiannya dilakukan secara adil," kata Asni.

Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat menyayangkan masuknya bantuan korban gempa dari Israel. MUI khawatir bantuan ini akan mempengaruhi aqidah masyarakat.

"Kita tahu prinsip Yahudi, tidak ada yang gratis dari mereka," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat Gusrizal Gazahar.

Bookmark and Share






Source : suaramedia.com





Click here to get your free mobile phone or apple ipod
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
eXTReMe Tracker