∙∙ Z䃃 èL Kàrïm ∙∙
Kepala Staff Obama, Rahm Emmnuel, ‘Yahudi’ yang melarang Pendeta Wright memasuki Gedung Putih.
WASHINGTON - Pendeta Jeremiah Wright, yang pernah menjadi pastor pribadi Presiden AS Barack Obama dan menikahkan Obama, sekaligus membaptis anak-anaknya, menyalahkan orang-orang Yahudi yang melarangnya bertemu ataupun berbicara dengan presiden.
Dalam wawancara dengan Harian Virginian Press, Wright mengatakan, "Orang-orang Yahudi itu tidak akan membiarkan dia (Obama) untuk berbicara kepada saya. Saya katakan pada anak perempuan saya, bahwa ia akan berbicara dengan saya dalam lima tahun ketika ia sudah menjadi itik lemah, atau delapan tahun nanti ketika ia keluar dari kantor (Gedung Putih) .... "
Yahudi yang dimaksud Wright disini mungkin adalah para kepala staff untuk Presiden, Rahm Emanuel dan Susan Sher, kepala staff, Michelle Obama, yang merupakan Yahudi.
Wright mengatakan bahwa orang-orang Yahudi tersebut "tidak akan membiarkan dia untuk berbicara dengan seseorang yang memanggil seseorang apa adanya." Dia juga yang mengatakan bahwa ketidakhadiran Presiden Obama baru-baru ini pada konferensi anti-rasisme Durban II di Jenewa karena dia tidak ingin menyinggung perasaan orang-orang Yahudi dan Israel.
Pendeta itu juga mengkritik apa yang disebut sebagai "pembersihan etnis" oleh Israel di Gaza. "Pembersihan etnis dan pembantaian yang dilakukan oleh para Yahudi Zionis adalah dosa dan kejahatan terhadap kemanusiaan, dan mereka tidak ingin Barack berbicara seperti itu karena itu anti-Israel , "ujar Wright, menyebutkan nama kecil Presiden Obama.
Pendeta dari Trinity United Church, gereja yang dihadiri Obama, pernah mengeluarkan sebuah buletin dengan artikel yang ditulis oleh seorang pemimpin Hamas yang bertanya, "Mengapa harus Palestina mengakui Israel yang telah melakukan kejahatan mengerikan dan negara apartheid mereka?"
Ketika hubungan antara Obama yang masih menjabat sebagai senator Illinois dan Wright masih dekat, Obama mengatakan bahwa pendeta tersebut sebagai "klankbor" untuk "memastikan bahwa saya tidak kehilangan diri saya dalam riuh rendahnya kemenangan (sebagai presiden)".
Jim Wallis, seorang pemimpin agama berkata, "Jika Anda ingin memahami dari mana Barack mendapat ‘rasa’ dan ‘retorika’ dia, lihat saja Jeremiah Wright."
Obama memilih Wright sebagai pendeta setelah meninggalkan pengaruh orang tuanya. Dalam autobiografinya, Obama menulis saat memilih Wright dari gereja, ia merasakan semangat dan memori sejarah kulit hitam bergerak melalui pemimpin gereja tersebut.
Namun, tahun lalu, saat sedang berlangsung kampanye menuju kursi kepresidenan, Pendeta Wright mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan, terutama bagi Obama yang sedang melakukan kampanye. Wright menyinggung bagaimana pemerintah memperlakukan orang-orang Afrika-Amerika.
“Pemerintah memberi mereka (Pemuda Afrika-Amerika) narkoba, membangun penjara yang lebih besar, dan kemudian meminta kita menyanyikan ‘God Bless America’ (Tuhan Memberkati Amerika). Tidak. Tidak. Tidak. ‘God damn America’ (Tuhan Mengutuk Amerika). Itulah yang seharusnya untuk negara yang membunuh orang-orang yang tidak bersalah.”
Ia juga mengatakan bahwa kejadian 11/09 adalah akibat dari terorisme AS sendiri sehingga mengakibatkan serangan terhadap negara itu.
“Kami mengebom Hiroshima, kami mengebom Nagasaki, dan kami menghancurkan lebih banyak dari yang dihancurkan di New York dan Pentagon, dan kita tidak melakukan apapun. Kita telah mendukung terorisme negara ini terhadap Palestina, dan sekarang kita marah karena teror yang kita bawa ke luar negeri sekarang justru berbalik kemari. ”
Obama, di hadapan sekelompok Yahudi mengatakan bahwa Wright adalah seperti seorang paman yang semua perkataannya belum tentu diikuti oleh Obama.
Tak lama setelah video ceramahnya yang kontroversial itu, Jeremiah Wright mengundurkan diri dari Komite Kepemimpinan Agama Afrika-Amerika. Namun Obama tidak dapat memastikan apakah keputusan tersebut datang dengan sukarela dari Wright sendiri ataukah dia dipaksa mundur oleh komite. 
Source : suaramedia.com
Posted in: World News
