Penipu Ulung Kaum Yahudi Siap Membusuk Di Penjara



Kaum Yahudi menghujat Bernard Madoff, merampas harta dari sesama Yahudi

WASHINGTON – Sebanyak 113 korban penipuan Bernard Madoff telah menulis surat dan email ke Hakim Distrik AS Denny Chin, hampir semuanya meminta vonis hukuman penjara seumur hidup dan beberapa lainnya bahkan menuntut dijatuhkan hukuman yang lebih berat.

Hakim dapat memvonis Madoff, 71, hukuman penjara hingga 150 tahun. Mantan direktur perusahaan jual beli saham, Nasdaq, ini melakukan penipuan selama puluhan tahun. Memanipulasi para investor agar mendepositokan miliaran dolar dananya yang kemudian digunakan untuk membayar pengembalian fiktif. Sejatinya vonis Madoff dijatuhkan kemarin.

“Tolong pastikan orang itu mendapatkan fasilitas penahanan yang sangat tidak nyaman,” tulis Jesse Cohen, seorang pebisnis dari New Jersey yang kehilangan semua simpanannya dalam skema besar Ponzi Madoff, dalam salah satu surat yang dirilis jaksa penuntut umum federal.

Ron Wenstein, 62, menulis, “Penipu itu tidak boleh lagi menghirup udara bebas.”


Madoff telah ditahan sejak bulan Maret setelah mengakui kesalahannya dalam skema penipuan terbesar dalam sejarah Wall Street yang diperkirakan melibatkan dana 61 miliar dolar, di mana hanya satu miliar dolar yang dikembalikan.

Natalie Erger, yang menggambarkan dirinya sebagai “seorang investor mendapat hukuman kehancuran finansial dan kegelisahan emosional seumur hidup dari Madoff”, membandingkan Madoff dengan Adolf Hitler.

Banyak dari investor itu yang merupakan orang-orang tua yang telah pensiun dan mengira tabungannya berada di tempat yang aman.

Norman Feinberg, seorang pensiunan berusia 70 tahun, mengatakan bahwa ia beralih ke Madoff karena “reputasinya yang tak terbantahkan”.

Carl dan Alyse Kornblum, 70 dan 66 tahun, menulis,”Percayakah anda bahwa kami telah berteman dengan Bernie dan Ruth Madoff sejak kami masih remaja?”

“Saya sulit percaya bahwa Bernie dapat melakukan hal serendah itu.”

Semua kata-kata itu mencerminkan rasa frustasi dan amarah orang-orang yang telah mempercayakan dananya ke tangan Madoff.

“Kamu adalah seorang pembunuh,” tulis seorang investor Phyllis Lerner, menyebut Madoff, seorang anggota komunitas Yahudi papan atas New York dan pengunjung reguler lapangan golf di Palm Beach, Florida, sebagai “pemerkosa” yang melakukan “pencurian secara turun temurun”.

Jackie Stone menyebut mantan bintang Wall Street itu seorang “pembunuh” dan “penghancur”.

“Saya menangis setiap hari,” tulisnya.

William Cohen, investor lain, menyebut Madoff “penipu gila yang masih berusaha mendekorasi sarangnya dengan hukuman moderat”.

“Tolong jangan biarkan dia melakukannya lagi,” Steve Norton memohon dalam suratnya kepada hakim AS kemarin setelah menggambarkan bagaimana ia kehilangan satu juta dolar lebih dana pensiunnya.

“Ia mengambil sisa hidup kami. Jangan kembalikan hidupnya.”

Kathleen Bignell dari Gunnison, Colorado, mengatakan kepada ayahnya yang berusia 89 tahun bahwa ia tidak boleh meninggal karena tidak ada lagi uang untuk membiayai pemakamannya. Ia mengatakan, “Madoff harus dapat melihat apa yang telah ia perbuat terhadap kami. Tak ada harapan, tak ada masa depan, dan tak ada kata maaf”.

Beberapa korban mengkritik pemerintah atas kurangnya tindakan yang diambil untuk menolong mereka.

Mereka marah karena digambarkan dalam sejumlah laporan publik sebagai orang yang tamak, menyebutkan bahwa mereka melakukan investasi berisiko yang menjanjikan pengembalian dana lebih besar demi keuntungan tetap seperti yang dilaporkan Madoff.

Mereka juga mendesak investigator untuk terus menyelidiki anggota keluarga Madoff dengan keyakinan bahwa beberapa dari mereka mengetahui penipuan itu atau bahkan ikut berperan di dalamnya.

Selasa kemarin, U.S. Security and Exchange Comission (SEC) mengumumkan telah tercapainya kesepakatan penyelesaian antara pihaknya dengan Bernard Madoff. Pengumuman itu mengejutkan sejumlah ahli hukum tentang mengapa SEC bersedia menerima tawaran penyelesaian Madoff untuk tidak diijinkan bekerja dengan pialang saham atau penasihat keuangan manapun, tanpa menuntutnya bertanggung jawab atas penipuan sebesar 65 miliar dolar yang ia lakukan.

“Kau hanya bisa mencemooh hal ini,” ujar John Coffee, seorang profesor di Sekolah Hukum Columbia (Columbia Law School). “Saya rasa SEC tidak akan dapat memetik kemenangan dalam kasus ini.”

Madoff, yang telah mengaku bersalah atas penipuan investasi sebesar 65 miliar dolar dalam kasus kriminal yang terpisah, akan menerima vonisnya pada 29 Juni. Mantan manajer keuangan berusia 71 tahun itu dapat menghabiskan sisa hidupnya di penjara. Bahkan jika Madoff menerima hukuman yang lebih ringan, hanya akan ada sedikit kemungkinan ia dapat kembali seperti sebelumnya.

SEC telah banyak dikritik gagal mendeteksi penipuan yang dilakukan Madoff. Mereka menolak berkomentar di luar perintah adiministratifnya.

Namun, sumber SEC menyebutkan bahwa ini adalah peristiwa normal menyusul kesepakatan antara Madoff dan SEC yang terjadi bulan Februari.

Kesepakatan penyelesaian yang terdahulu itu menahan Madoff agar tidak melanggar peraturan keamanan dan mempertimbangkan bahwa sejumlah fakta dari komplain telah disusun dan tidak dapat dibantah oleh Madoff. Namun, tetap tidak ada pengakuan ataupun bantahan terhadap penemuan ini.

Penalti moneter dalam hal ini masih akan diputuskan.

Pengawas internal SEC saat ini masih menginvestigasi kemungkinan SEC melalaikan sinyal peringatan tentang penipuan yang dilakukan hingga putra-putra Madoff menyerahkan diri ke pihak yang berwenang dan mengakui perbuatannya.

Bookmark and Share





Source : suaramedia.com





Click here to get your free mobile phone or apple ipod
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
eXTReMe Tracker