Lewat Uang, Yahudi Lakukan Trik Licik Geser Palestina.


Pamflet Israel berisi penyuapan terhadap rakyat Palestina agar meninggalkan negara mereka.

YERUSALEM – Sebuah organisasi Yahudi pada hari Rabu kemarin menebarkan pamflet kepada warga Palestina di Yerusalem, isi pamflet tersebut menyerukan kepada mereka untuk meniggalkan kota tersebut. Liciknya, kaum Yahudi tersebut mencoba menyogok warga Palestina dengan iming-iming uang.

Kelompok tersebut mengutip ayat suci Al Qur’an dan Torah, kemudian mengklaim bahwa kutipan-kutipan tersebut membuktikan bahwa “tanah Israel adalah tanah Yahudi,” dan bahwa penganut keyakinan selain Yahudi harus angkat kaki dan meninggalkan tanah tersebut dalam pengelolaan Yahudi.


Dalam Pamflet tersebut juga dikutip “buku para nabi” dan menyatakan bahwa “Orang-orang Yahudi diusir dari “tanah tumpah darah” mereka selama 2.000 tahun, dan kini setelah mereka kembali, seperti yang telah “dijanjikan”, maka waktunya telah tiba bagi kaum Israel untuk menerapkan perintah “Tuhan”.


“Kami meminta kalian untuk meninggalkan ‘tanah Israel’, jangan salah sangka, kami bukannya membenci kalian, kami tidak ingin memerangi kalian hanya karena kalian Muslim, kami meminta kalian untuk angkat kaki karena hal itu adalah firman ‘Tuhan’”.

Kelompok tersebut mengklaim bahwa pihaknya akan membantu warga Arab untuk meninggalkan negara tersebut dan menuliskan nomor telepon yang bisa dihubungi.

Sejumlah warga Palestina yang menelepon nomor tersebut dalam upaya untuk mencari tahu tentang perusahaan tersebut menyatakan bahwa orang yang mengangkat telepon menolak untuk menyebutkan identitas, dan hanya mengatakan bahwa dia ingin bertemu muka dengan si penelepon dan menawarkan “bantuan” uang dan imigrasi.

Para anggota Arab dari Knesset (parlemen Israel), Jamal Zahalkan, mengatakan bahwa kelompok ekstrimis Yahudi seperti itu memiliki perwakilan yang kuat di Knesset dan di kotapraja Yerusalem.

Zahalkan menambahkan bahwa kebijakan Israel di Yerusalem adalah sebuah kebijakan yang rasis dan memiliki tujuan pembersihan etnis dibawah slogan “melestarikan keseimbangan demografis.”

“Orang-orang kami di Yerusalem tidak diberikan ijin mendirikan bangunan, rumah-rumah mereka digusur oleh Yahudi Israel,” katanya. “Kebijakan semacam itu bertujuan untuk mendorong warga Palestina agar segera hengkang, meninggalkan kota, meninggalkan tanah kelahiran mereka.”

Anggota Arab dari Knesset menambahkan bahwa permintaan untuk menyingkirkan warga Arab semakin meningkat dari hari ke hari, dan kini mereka bahkan memiliki perwakilan di pemerintahan, dan menambahkan bahwa ditunjhuknya Avingdor Lieberman sebagai menteri luar negeri Israel adalah sebuah bukti nyata bahwa suara-suara rasis tersebut bukanlah suara minoritas, namun merupakan suara mayoritas dari kebijakan Israel.

Dia menambahkan bahwa Israel harus tahu bahwa pihaknya tidak bisa begitu saja memaksakan kehendak dan mengusir warga Palestina dan Arab keluar dari Yerusalem, Galilee dan Negev.

“Mereka (Israel) tidak bisa memaksa kami untuk meninggalkan Palestina, setelah peringatan Nakba, warga Palestina menyadari bahwa kematian dan pengusiran sama sekali tidak ada bedanya, juga antara kematian dan pemusnahan etnis Palestina,” katanya. “Keputusan dari kelompok-kelompok tersebut sama saja dengan menginginkan kematian kami.”

Dalam sebuah kesempatan lain, polisi Israel menyelidiki sebuah upaya dari pemukim Yahudi Ekstrimis untuk menyuap tentara Israel sendiri agar tidak mengusir orang-orang yang menjajah bangunan Palestina di Hebron secara ilegal.

Wakil jaksa penuntut Shai Nitzan telah memerintahkan polisi Israel untuk meluncurkan penyelidikan berkait dengan sebuah upacara yang ditujukan untuk memberikan pujian kepada prajurit Israel yang menolak perintah untuk mengusir para pemukim Yahudi dari pasar Hebron. Selama upacara tersebut, para prajurit menerima “uang lelah” sebagai bayaran jika setuju untuk tidak mengusir pemukim Yahudi.

Perintah tersebut diberikan menyusul sebuah penyelidikan polisi yang menaruh curiga bahwa para tentara memang disuap untuk membangkang perintah, sebuah hal yang melanggar hukum Israel.

Nitzan juga memerintahkan penyelidikan terhadap sebuah iklan yang dipasang di internet oleh sebuah kelompok yang menamakan diri sebagai pusat penyelamatan warga dan tanah Israel, yang juga dikeal sebagai gerakan S.O.S Israel, yang diduga merupakan dalang dari penyuapan prajurit. Dalam iklan tersebut dinyatakan bahwa setiap prajurit yang membangkang perintah untuk mengusir pemukim Yahudi di griya Hebron akan menerima dana seniai beberapa ratus ribu Shekel.

Hal tersebut membuat para tentara Israel tak ubahnya seperti tentara bayaran, karena menerima uang suap untuk tidak melaksanakan perintah.

Situs web S.O.S Israel mengandung pernyataan yang mencela Mahkamah Agung yang memerintahkan para pemukim Yahudi untuk mennggalkan rumah-rumah di tanah Palestina yang diambil alih dengan cara melakukan tindak penipuan.

“Setiap tentara yang membangkang perintah pengusiran dan dipenjara, akan menerima kompensasi keuangan senilai beberapa ribu NIS.”

“Pengadilan sekali lagi membuktikan bahwa mereka berkolaborasi dengan “musuh”, untuk mengusir Yahudi dari “tanah” mereka. Kami menyerukan kepada seluruh loyalis Eretz Yisroel untuk bersama-sama maju dan menghancurkan rencana musuh-musuh kita.”

“Kami meminta seluruh tentara IDF untuk tetap setia kepada negara Yahudi dan tanah air, jangan bergabung dengan musuh, lebih baik membangkang perintah dan membantu para pemukim Chevron.”

“Rabbi Volpo, SOS Israel akan memberikan kompensasi kepada para keluarga prajurit jika mereka menolak perintah dan masuk penjara. Kami ingin mengingatkan pasukan keamanan mengenai peristiwa yang indah dimana kami memberikan dana 1.000 NIS kepada orangtua prajurit yang dipenjara untuk setiap malam yang dihabiskan di penjara karena menolak perintah pengusiran Yahudi.”

Bookmark and Share


Source : suaramedia.com




Click here to get your free mobile phone or apple ipod
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
eXTReMe Tracker